PULUHAN calon petugas satuan pengamanan (satpam) melakukan aksi unjuk rasa di depan pintu masuk proyek Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Sumuradem Kab.Indramayu, Kamis (10/2). Mereka menuntut PT.Jaga Nusantara, pihak outsourcing yang merekrut calon satpam, untuk segera mempekerjakan mereka sebagai satpam di kompleks PLTU Sumuradem. Pasalnya, para calon satpam mengaku kesal lantaran sudah menunggu sejak Desember 2010 namun tidak ada kejelasan kapan akan dipekerjakan.
Menurut pengunjuk rasa, rekrutment satpam oleh PT.Jaga Nusantara sebenarnya sudah lama dilakukan. Bahkan, selama tahap pendaftaran hingga seleksi, mereka mengaku telah menyetorkan uang pelicin Rp.1 juta - Rp.3 juta kepada onkum di perusahaan dengan harapan diterima dan segera dipekerjakan.
Menurut pengunjuk rasa, rekrutment satpam oleh PT.Jaga Nusantara sebenarnya sudah lama dilakukan. Bahkan, selama tahap pendaftaran hingga seleksi, mereka mengaku telah menyetorkan uang pelicin Rp.1 juta - Rp.3 juta kepada onkum di perusahaan dengan harapan diterima dan segera dipekerjakan.
Hanya sayangnya,meski telah menandatangani kontrak kerja ditambah memberikan uang sebagai 'syarat' diterima, nasib mereka tak kunjung jelas. Puncaknya, calon satpam yang berjumlah sedikitnya 60 orang itu berunjuk rasa menuntut kejelasan status mereka. "Kami sudah bersabar sejak lama, tapi perusahaan tidak pernah memberikan penjelasan kapan kami akan dipekerjakan secara resmi," tukas Wahono, salah satu pendemo.
Berdasarkan informasi dari para pedemo, pada 24 Desember 2010, mereka sudah menandatangani kontrak kerja dengan PT Jaga Nusantara selaku penyedia jasa tenaga keamanan bagi PLTU Sumuradem. Mereka mendapatkan kontrak kerja setelah sebelumnya membayar biaya administrasi sebesar Rp 750.000 per orang kepada PT Jaga Nusantara. "Kami teken kontrak tanpa boleh membaca isi kontrak kerja dan membayar biaya administrasi. Namun, sampai sekarang, tidak jelas kapan kami akan bekerja," ujar Bisri, koordinator aksi.
Chief Engineer Proyek pembangunan PLTU Sumuradem Bambang Wahyu mengatakan, salah alamat jika para calon satpam itu berdemo menuntut segera dipekerjakan oleh PLTU. Menurut dia, PLTU memang membutuhkan tenaga satpam untuk mengamankan areal projek tiga unit PLTU berkapasitas masing-masing 330 megawatts Interkoneksi listrik Jawa-Bali itu. Namun jumlah satpam tang dibutuhkan tidak sampai 60 orang.
Berdasarkan informasi dari para pedemo, pada 24 Desember 2010, mereka sudah menandatangani kontrak kerja dengan PT Jaga Nusantara selaku penyedia jasa tenaga keamanan bagi PLTU Sumuradem. Mereka mendapatkan kontrak kerja setelah sebelumnya membayar biaya administrasi sebesar Rp 750.000 per orang kepada PT Jaga Nusantara. "Kami teken kontrak tanpa boleh membaca isi kontrak kerja dan membayar biaya administrasi. Namun, sampai sekarang, tidak jelas kapan kami akan bekerja," ujar Bisri, koordinator aksi.
Chief Engineer Proyek pembangunan PLTU Sumuradem Bambang Wahyu mengatakan, salah alamat jika para calon satpam itu berdemo menuntut segera dipekerjakan oleh PLTU. Menurut dia, PLTU memang membutuhkan tenaga satpam untuk mengamankan areal projek tiga unit PLTU berkapasitas masing-masing 330 megawatts Interkoneksi listrik Jawa-Bali itu. Namun jumlah satpam tang dibutuhkan tidak sampai 60 orang.
Selain itu, kata dia, mereka (pedemo) terikat kontrak dengan outsourcing PT Jaga Nusantara. "Kami tidak mengurus kontrak dan menentukan kapan masing-masing mereka bekerja, itu urusan mereka dengan PT Jaga Nusantara sebagai outsourcing. Namun, sudah ada kesepakatan, mereka akan bertemu dengan pihak outsourcing, kami hanya memfasilitasi dan jadi saksi," kata Bambang. * (R-001)
Sumber: Hendra Sumiarsa